Rabu, 18 Desember 2013



 KISAH SE EKOR NAGA EMAS

Kisah Salido (dalam Kerajaan Lumbung Ameh beristana di Malonda) lebih dari1000 tahun yang silam, pernah Salido pada pertengahan alaf pertama termasuk negeri dalam kerajaan, bernama Kerajaan Lumbung Ameh dengan ibu kerajaan adalah Malonda, sehari semalam berjalan ke arah selatan kota Painan sekarang. Rajanya bernama Baginda Tumenggung Cemeti Alam.

Kerajaan yang sesuai dengan namanya Lumbung Ameh amat makmur bertata emas, aman sentosa. Raja rela berkorban langsung menyelamatkan rakyatnya sa’at ditimpa malapetaka, karenanya raja sangat dicintai rakyatnya. Bahkan raja rajin turun kebawah menanyakan apakah rakyatnya punya persiapan pangan apa tidak. saking adilnya raja.

Cerita kerajaan yang gemerlapan dengan emas yang lumbung emasanya bagaikan bukti mengisahkan sejarah emas di Salido dan kerajaan Lumbung Ameh, yang sangat aman dan sangat makmur. Ceritanya,pada dahulu kala ada Sungai Salido yang batu dan pasirnya semuanya dari emas. Sungai Salido tidaklah yang ada pada saat sekarang ini, tempat itu sudah tenggelam karena rakyat telah melanggar janji raja. Yang isi dari perjanjian tersebut, yakni yang pertama tidak boleh mencuri, yang kedua tidak boleh berkhianat, ketiga tidak boleh berbauat fitnah, keempat tidak boleh membunuh (menghilangkan nyawa atau menghilangkan peranan orang) dll..

Janji itu diterima raja dari munajatnya di pinggir Sungai Salido, berkaitan dengan penjernihan air Sungai Salido yang pernah cemar, keruh pekat busuk bau nanah. Cemarnya Sungai Salido itu, karena seokor Naga Sakti dari Gunung Kerinci yang digambarkan sebagai Induk Emas,. Ia bisa terbang secepat kilat dan sa’at terbang di langit terang benderang seperti satelit melintas. Tak ada yang dapat menghambat, seandainya ada yang menghambat pasti putus terbelah menjadi dua.

Apakah dari sini kisah Bukit Putus di perbatasan Painan dan Salido, putus karena dilanda induk emas dari Gunung Kerinci itu yang ketika itu hendak mandi ke Sungai Salido mengobati penyakit eksim yang dideritanya dan membuat kulitnya sudah bernanah, belum ditemukan cerita untuk itu.

Yang ada diceritakan Naga itu mandi di Sungai Salido atas petunjuk yang gaib, yang ber Istana di Lautan Teduh,. Naga itu berguling-guling mandi dengan Air Sungai Salido, membuat bumi dan perbukitan sekitar terbalik dan Air Sungai menjadi keruh, cemar, busuk berbau nanah bahkan ter infeksi bakteri yang berasal dari penyakit naga itu,.

Rakyat sangat menderita pada waktu itu, kemana air minum hendak dicari, jangankan air itu bisa diolah, untuk diminum saja sungguh sangat mengerikan. Banyak ahli nujum palsu mengambil kesempatan berpura-pura mampu mencari jalan keluar agar dapat menjernihkan air sungai tersebut. namun kenyataannya tidak pernah berhasil.

Akhirnya raja Tumenggung Cemeti Alam pergi dengan sendiri di tengah malam pekat merangkak ke pinggir sungai itu dengan air mata yang berlinang berdo’a kepada tuhan ketika itu, Ia memberanikan dirinya untuk memegang air yang busuk tersebut, dan membasuhkan kemukanya..

Ia sangat nekat, biarlah dia mati asal rakyat jangan sengsara. Itulah kata hatinya pada saat itu, Ia meminta kepada Tuhan supaya do’anya dapat dikabulkan, permintaanya cuman satu, hanya meminta supaya Tuhan dapat menjernihkan air sungai ini dan jadikanlah sungai itu sebagai salah satu kekayaan rakyat, ternyata Doanya makbul disinilah ia menerima ikatan jaji tadi, sebagai mana yang telah kita terangkan diatas.

Janji tadi terus disampaikan kepada rakyat. Air Salido kembali jernih seperti semula sebagai tanda ucapan terima kasih kepada sang Naga Sakti dari Gunung Kerinci, sang Raja menaburkan emas sepanjang Sungai Salido.

Berkilauanlah Sungai Salido dengan emas karena semua pasir dan batunya menjadi emas. Negeri Salido dalam Kerajaan Lumbung Ameh menjadi kaya raya, Rakyatnya sangat makmur dan aman sentosa. Banyak orang asing datang seperti Cina, Hindustan, Srilangka dan Malaka. Raja-raja utara dan selatan berdatangan untuk membeli emas mereka.

Bahkan ada yang hendak mencoba menyerang ingin  merampas tambang emas mereka, tetapi Rakyat Salido sangat tangguh dan kuat, karena Wali Nagarinya kompak dengan raja serta rakyatnya.
Dapat di bayangkan kekayaan Negri Salido yang berlimpah ruah. Rakyat hidup dalam serba berkecukupan. Tidak terdengar jeritan derita dan kelaparan, tentu pula tidak dikenal busung lapar yang memalukan karena negeri menjadi surplus beras dan raja mengetahui pasti dan selalu turba mencek tingkat persediaan bahan pangan rakyat bahkan tahu denyut nadi mereka. Karenanya tidak ada suara senjang dan spanduk demonstrasi menentang raja, bahkan rakyat patuh dan mencintai rajanya.

Tetapi sepeninggal raja, digantikan oleh adiknya, janji dilanggar. Judi, mencuri, khianat, fitnah, membunuh dll. menjadi-jadi. Akibatnya petaka datang lagi lebih dahsat dari yang terdahulu, Sungai Salido lenyap dengan misterius ditelan perut bumi dan emasnya terkubur di dasar sungai dan ditelan perut perbukitan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar